Sunday, April 26, 2009

MODUL 7,8,9 MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN

Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam melakukan akuisisi, manajer program harus terlebih dulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program yang diinginkan maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau departemen produksi stasiun penyiaran.
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan, Ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa saja.[1] Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat kabar dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat program.
Penulis cerita film atau drama televisi, terkadang mendapatkan ide atau gagasan ketika tengah mengendarai mobil sambil mendengar obrolan di radio. Penulis drama lainnya mengaku mendapatkan ide dengan mengunjungi tempat minum (bar) dan meminta pengunjung bar untuk menumpahkan uneg-unegnya (curhat) mengenai problem hidup pengunjung bar kepadanya. Stasiun televisi terkadang mendapat ide dari para pelajar yang menceritakan kehidupan mereka sehari-hari selama tinggal di asrama. Dengan demikian, ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja.
Media penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siarannya dan tidak akan berfungsi apa-apa tanpa tersedia program untuk disiarkan. Media penyiaran dikenal oleh khalayak dari berbagai program yang ditayangkannya. Rata-rata stasiun televisi melakukan siaran selama 20 jam dalam satu hari. Bahkan ada televisi yang siaran selama 24 jam non stop. Jika stasiun televisi siaran selama 20 jam sehari maka harus tersedia program selama 20 jam untuk satu hari atau 140 jam seminggu atau 600 jam sebulan. Dari manakah semua program itu diperoleh? Tanggung jawab bagian programlah untuk menyediakan berbagai program itu.
Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi program maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain.
Banyak sedikitnya jumlah program yang dibuat sendiri dan program yang dibeli sangat bervariasi diantara berbagai stasiun penyiaran. Pada umumnya, stasiun radio membuat sendiri sebagian besar programnya namun stasiun televisi lebih banyak mengandalkan pasokan program dari pihak lain.
Kapan suatu program sebaiknya diproduksi sendiri oleh stasiun penyiaran dan kapan sebaiknya suatu program diproduksi pihak lain? Hal ini biasanya ditentukan oleh kondisi stasiun bersangkutan. Pada dasarnya, stasiun televisi menginginkan program itu diproduksi sendiri dengan satu alasan yaitu ‘lebih bisa menghemat pengeluaran’. Jika stasiun penyiaran bisa mengoptimalkan penggunaan peralatan dan tenaga manusia yang tersedia, mengapa harus membayar kepada pihak lain. Stasiun penyiaran biasanya sudah memiliki reporter dan juru kamera sebagai karyawan yang menerima gaji setiap bulannya. Lantas mengapa mereka tidak dioptimalkan untuk membuat program. Demikian kira-kira pandangan bos stasiun televisi.
Ada kalanya stasiun penyiaran, meminta pihak lain untuk memproduksi suatu program. Biasanya ini terjadi jika stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan produksi yang memadai namun memiliki ide untuk dikembangkan. Ini berarti ide atau gagasan berasal dari stasiun penyiaran namun produksi dilakukan pihak lain.
Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut:
1. Program yang dibuat sendiri (In-house Production), biasanya adalah program berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi misalnya: laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game show, kuis, musik, variety show juga termasuk program yang dibuat sendiri.
2. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan misalnya: program drama (film, sinetron, telenovela), program musik (videoklip), program reality show dan lain-lain.

Namun demikian, pembagian tersebut di atas sebenarnya tidak bersifat mutlak, tetapi hanya merupakan kebiasaan saja. Di Indonesia, program sinetron dan reality show biasanya dibuat pihak diluar stasiun televisi, namun ini tidak berarti stasiun televisi tidak dapat memproduksi sendiri program jenis tersebut. Suatu program bisa saja diproduksi stasiun televisi dan juga bisa diproduksi pihak lain. Misalnya film dokumenter atau biografi tokoh terkadang dibuat rumah produksi walaupun sebenarnya stasiun televisi juga memiliki kemampuan untuk membuatnya.

Manajer Produksi
Pada dasarnya bagian produksi menjadi bagian dari departemen program namun pada banyak stasiun TV besar bagian produksi sudah menjadi bagian yang terpisah dari departemen program karena bagian ini memiliki personalia dan sumber daya yang besar karenaya menjadi departemen tersendiri yang disebut dengan departemen produksi yang dipimpin seorang manajer atau direktur produksi. Dalam hal ini orang yang menduduki posisi manajer produksi bertanggung jawab kepada manajer umum atau direktur utama stasiun penyiaran.
Manajer produksi bertanggung jawab terhadap sejumlah pekerjaan, diantaranya:
memproduksi program lokal (inhouse), iklan dan pelayanan umum serta pengumuman (promotional announcement).
mengawasi seluruh pemain serta personalia produksi.
melakukan penjadwalan progam siaran langsung (live) atau produksi yang direkam,
mengawasi seluruh isi program yang ditayangkan, darimanapun sumbernya.
Departemen produksi dapat diorganisir secara vertikal dan horizontal:
1. Vertikal (hirarkis). Pada sistem ini, komando produksi mengalir dari atas ke bawah, misalnya dari produser kepada sutradara, dan selanjutnya kepada staf kreatif dan produksi.
2. Horizontal (kooperatif). Setiap anggota tim produksi memiliki kewenangan yang sama dan keputusan dibuat bersama.
Pada umumnya mekanisme kerja produksi program menggabungkan kedua aspek tersebut, dimana produser atau sutradara membuat berbagai keputusan penting namun keduanya tetap membutuhkan bantuan, dukungan, arahan dan masukan dari seluruh tim kreatif dan tim teknis yang terlibat. Tim produksi bukanlah tim yang murni demokrasi, namun selalu membutuhkan kerja kolektif dari seluruh individu yang terlibat.

Organisasi Departemen Produksi
a) Produksi Program Hiburan
Program hiburan dapat diproduksi sendiri oleh stasiun televisi atau diproduksi pihak lain, misalnya rumah produksi atau production house (PH). Secara umum produksi program hiburan untuk televisi terbagi atas dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya: 1) program untuk waktu siaran utama (prime time series) dan; 2) program untuk waktu siaran lainnya (day time series). Dengan demikian dalam merencanakan produksi, pengelola stasiun televisi sejak awal sudah mengetahui peruntukan suatu program. Program-program yang memiliki kualitas bagus dan dapat diterima sebagian besar audien akan diprioritaskan untuk waktu siaran prime time. Sedangkan program lainnya akan masuk dalam kelompok day time.
Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama yaitu: 1) tahap pra produksi atau perencanaan; 2) tahap produksi dan; 3) tahap pasca produksi.
Tahap pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam outline[2], penulisan skrip/skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi.
Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, Misalnya, pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya
Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali.
Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek dan lain-lain.
Perencanaan waktu, baik selama masa praproduksi, produksi maupun pascaproduksi harus dituangkan ke dalam jadwal waktu yang matang. Penyimpangan jadwal kegiatan akan berpengaruh terhadap jalannya proses produksi tersebut dan juga akan mempengaruhi pembiayaan.
Outline, format, skrip/skenario dan storyboard harus sudah siap sebelum jadwal kegiatan disusun bahkan sudah harus diberikan kepada para penanggung jawab unit kerja yang akan ikut menanganani produksi, sehingga program meeting dapat berjalan lancar dan tinggal mematangkan rencana serta pembagian tugas kerja.
Pemilihan artis dan pemain pendukung sebaiknya juga sudah selesai sebelum programme meeting sehingga dalam pertemuan ini pihak artis juga bisa ikut hadir guna memperoleh masukan mengenai tujuan dan proses produksi ini. Disamping itu, masukan dari para artis juga sangat diperlukan oleh pihak produser maupun sutradara.
Salah satu hal yang sangat diperhitungkan oleh pengelola stasiun televisi adalah rating atau peringkat acara yang menjadi indikator minat masyarakat terhadap suatu acara. Pemilik stasiun televisi perlu memperhitungkan rating acara dan menjadikannya patokan untuk mengelola siarannya. Setiap produk acara yang mendapat rating tinggi akan mengundang pemasukan iklan yang besar, dan stasiun televisi biasanya tidak akan segan memutar ulang program yang populer. Sebaliknya produk yang rating-nya tidak beranjak naik terkadang harus diubah untuk meningkatkan minat penonton.

Berawal dari Gagasan
Proses produksi program televisi dimulai dari orang-orang yang memiliki ide atau gagasan. Mereka yang memiliki ide atau gagasan ini, dapat individu perorangan ataupun rumah produksi atau PH (production house). Mereka menuliskan gagasan mereka ke dalam kertas yang memuat antara lain konsep yang ingin dikembangkan, karakter dari para tokoh, jumlah kru, usulan nama pemain yang akan digunakan serta hal-hal lain yang diperlukan untuk mewujudkan program itu. Mereka kemudian mengajukan gagasan ini kepada sejumlah stasiun televisi yang mungkin tertarik untuk menjadikannya sebagai program televisi.
Jika stasiun televisi tertarik dengan ide yang diajukan maka stasiun televisi dapat meminta untuk dibuatkan pilot program yang merupakan contoh audio-visual dari ide atau gagasan yang diusulkan. Dalam hal ini, pemilik ide harus mengumpulkan seluruh tim pendukung produksinya untuk mewujudkan ide atau gagasan itu, menjadi pilot program sebagaimana mereka membuat program yang sesungguhnya. Namun ada kalanya pemilik gagasan sudah langsung menyediakan pilot programnya. Hal ini biasanya dilakukan oleh rumah produksi.
Jika stasiun televisi menyetujui ide atau gagasan yang diajukan, maka pilot program biasanya menjadi episode pertama program. Namun demikian, pembuatan pilot program bukan menjadi jaminan bahwa ide atau gagasan yang diusulkan itu pasti akan disetujui oleh stasiun televisi. Stasiun televisi dapat menolak ide atau gagasan itu, walaupun pilot programnya sudah dibuatkan. Jika ini yang terjadi maka pemilik ide terpaksa harus menawarkan pilot programnya kepada stasiun televisi lainnya. Ada kalanya tidak ada satupun stasiun televisi yang tertarik. Jika ini yang terjadi, maka sudah menjadi resiko rumah produksi bersangkutan.
Jika stasiun televisi tertarik dengan pilot program yang ditawarkan dan setuju untuk menjadikannya sebagai program maka stasiun televisi dapat melakukan pemesanan (order) program yang akan ditayangkan pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Program yang dipesan biasanya terdiri atas satu seri program yang terdiri atas 13 episode. Satu episode adalah untuk satu kali penayangan, dengan demikian satu seri terdiri atas 13 kali penayangan. Jika episode itu ditayangkan seminggu sekali maka diperlukan waktu sekitar tiga bulan untuk menayangkan satu seri program.
Ada kalanya, waktu yang tersedia antara saat pemesanan program oleh stasiun televisi dengan waktu penayangan tidak mencukupi untuk memproduksi 13 episode. Misalnya waktu yang tersedia hanya cukup untuk memproduksi lima episode, maka rumah produksi harus mengejar waktu untuk menyelesaikan sisa episode berikutnya. Kegiatan produksi yang mengejar waktu ini, sering disebut dengan istilah kejar tayang. Dalam hal ini, kegiatan poduksi dapat berjalan bersamaan dengan waktu penayangan episode awal program itu.
Produktivitas dan kreativitas penulis cerita sangat dibutuhkan dalam program drama dan dalam produksi kejar tayang, penulis cerita juga terikat dengan waktu. Penulis cerita tidak dapat berlama-lama menunggu ide untuk menuliskan ceritanya karena keterbatasan waktu. Program drama seri biasanya memiliki lebih dari satu penulis cerita. Penulis cerita pertama, menulis untuk episode pertama, penulis kedua untuk episode kedua dan seterusnya. Jika seluruh penulis sudah menjalankan tugasnya maka penugasan akan berlanjut dan dimulai kembali dari penulis pertama.
Jika cerita sudah ditulis dalam bentuk skrip maka tugas sutradara untuk mewujudkan cerita itu dalam bentuk audio visual. Sutradara mengatur bagaimana suatu adegan akan diperagakan dan dimana kamera harus diletakkan. Sutradara juga bertugas mengarahkan para pemain pendukung termasuk juga para bintang tamu yang hadir dalam episode tertentu.
Dalam suatu produksi program, terdapat jabatan produser eksekutif (executive producer) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan produksi program. Produser eksekutif bertanggung jawab memilih para pemain serta para kru pendukung produksi (pemilihan pemain, biasanya juga harus disetujui oleh manajemen stasiun televisi). Produser eksekutif terkadang juga ikut menulis cerita dan bahkan menjadi sutradara.
Fungsi lain yang cukup penting dalam produksi program televisi adalah direktur fotografi (director of photography) yang bertanggung jawab agar penampilan program terlihat bagus. Ia bertanggung jawab terhadap aspek artistik audio visual yang terkait dengan pencahayaan dan sebagainya.
Pada produksi program hiburan anggota dari setiap tim produksi program biasanya dibagi dalam dua kategori yaitu: 1) Staf kreatif dan; 2) kru teknis. Pembagian ini didasarkan pada kepentingan anggaran. Pembagian anggota tim menjadi dua ini memudahkan perbandingan anggaran (investasi) antara staf kreatif dan kru teknis karena bayaran atau kompensasi bagi staf kreatif sering kali sangat berbeda dengan staf teknis. Misalnya honor atau bayaran seorang sutradara dan artis pendukung produksi, terlebih yang sudah terkenal, tentu lebih mahal dan bersifat negotiable sedangkan kompensasi bagi kru teknis umumnya sudah standar.
Berikut ini adalah sejumlah posisi yang biasanya masuk dalam kategori staf kreatif dan kru teknis namun demikian pembagian ini tidaklah bersifat ketat artinya mereka yang berada pada kelompok kru teknis terkadang dapat saja masuk dalam kategori staf kreatif dan sebaliknya. Personalia departemen produksi yang termasuk dalam kategori staf kreatif terdiri atas jabatan-jabatan yang antara lain mencakup: produser, penulis skrip/skenario, sutradara, asisten sutradara dan director of photography.

Produser. Orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan kreatif kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memastikan adanya dukugan keuangan bagi terlaksananya produksi program TV serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan penjadwalan. Produser terkadang ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya (producer executive). Produser harus mampu menerjemahkan keinginan dan pandangan para pendukung modal (investor), klien, atasan dan juga audien melalui proses produksinya.

Penulis Skrip. Penulis skrip (Scriptwriter) memiliki peran penting khususnya pada tahap pra-produksi. Seorang penulis skrip memberikan garis-garis besar cerita dan dalam banyak hal menentukan struktur keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah terlebih dulu menulis ringkasan awal suatu proyek produksi yang disebut dengan treatment yang menjadi dasar penulisan skrip. Suatu skrip memberikan penjelasan mengenai lokasi, gerakan (action) dan dialog secara detail (adegan demi adegan). Dalam hal ini skrip berfungsi sebagai cetak biru yang akan memandu produksi yang sebenarnya.

Sutradara. Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata tertulis (skrip) menjadi suara atau gambar tertentu. Sutradara bertugas memvisualkan konsep naskah yang abstrak ke dalam bentuk yang nyata. Sutradara bertugas membangun sudut pandang dari setiap adegan yang akan menentukan pemilihan (shot), penempatan dan gerakan kamera. Sutradara bertanggung jawab mengatur tingkat dramatisasi cerita, kecepatan dan aliran suara dan gambar. Ia harus memperagakan dan mengarahkan setiap adegan, dan juga memberikan perintah dan saran dalam seluruh proses pengambilan gambar dan editing. Sutradara harus mampu mempertahankan minat audien untuk terus menonton. Sutradara bekerja dengan seluruh tim kreatif dan teknis.

Asisten Sutradara. Seorang asisten sutradara (Assistan of Director) bertugas membantu sutradara TV/Film dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu mengawasi aspek kreatif dari suatu produksi. Pada suatu produksi film, asisten sutradara membantu memilah-milah skrip atau naskah ke dalam bagian-bagian untuk memudahkan pengaturan pekerjaan, anggaran dan penjadwalan sebelum pelaksanaan produksi aktual. Asisten sutradara melaporkan rencana kerja produksi kepada manager produksi yang bertugas mengawasi penggunaan fasilitas studio dan personalianya.
Selama produksi berlangsung, asisten sutradara terlibat dalam pekerjaan administrasi (paper work) dan pencatatan, terkadang terlibat dalam kegiatan pengambilan gambar (shooting). Ia harus memastikan para pemain dan kru menerima segala informasi yang diperlukan dengan baik dan merasa nyaman dengan suasana produksi.
Pada proses produksi di studio TV, asisten sutradara bertugas mengawasi waktu yang digunakan dan memperingatkan para kru dan pemain mengenai kegiatan selanjutnya. Ia terkadang menyampaikan perintah sutradara kepada juru kamera, video switcher dan kru lainnya.

Director of Photography. Seseorang Director of photography (DP) bertanggung jawab pada aspek kreatif penggunaan kamera dan melakukan pengawasan terhadap pencahayaan film dan sinematografi. DP bertugas mengawasi juru kamera dan kru listrik yang bertanggung jawab terhadap pencahayaan. DP bekerja sama dengan sutradara dalam menentukan pencahayaan yang sesuai serta sudut pengambilan gambar kamera. DP sering disebut seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Ia adalah orang yang sangat paham dengan komposisi gambar sekaligus aspek teknis kamera dan sering diminta pandangannya untuk memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan aspek teknis dan estetis gambar yang muncul selama pelaksanaan pengambilan gambar (shooting).

Jumlah kru teknik produksi sangat bergantung pada besar-kecilnya dan kecanggihan suatu produksi. Personalia departemen produksi yang termasuk dalam kategori kru teknik produksi (production crew) terdiri atas jabatan-jabatan yang antara lain mencakup: pengarah program, pemandu gambar, peñata cahaya, juru kamera, peñata seni, peñata teknik, audio mixer, teknisi video dan operator film dan video.

Pengarah Program. Pada produksi program di studio stasiun TV yang menggunakan banyak kamera -baik untuk program hiburan atau informasi/berita- posisi sutradara digantikan oleh Program Director (PD) atau pengarah acara/program. Posisi PD berada terpisah dari staf kreatif dan staf teknis selama produksi berlangsung karena ia berada di ruang master control dimana dia mengawasi penggunaan switcher (alat editing TV untuk program live) juga mengontrol sumber gambar dan suara yang akan direkam atau disiarkan. Floor Manager (FM) bertindak sebagai wakil sutradara yang bertugas mengarahkan pemain/aktris di studio dan menyampaikan perintah sutradara kepada pemain.
PD adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara televisi. Kedudukan pengarah program terkait langsung dengan penampilan (show) suatu program pada saat ditayangkan (on air). Jika produser bekerja untuk mempersiapkan rundown maka pengarah acara yang bekerja di control room studio adalah orang-orang yang akan melaksanakan rundown itu. Hubungan antara produser dan pengarah acara adalah seperti hubungan antara dokter dengan seorang apoteker di rumah obat (apotik). Dokter menulis resep sedangkan apoteker mempersiapkan atau membuat obat berdasarkan permintaan dokter.
Suatu program televisi dapat mengudara karena didukung oleh banyak orang yang bekerja di balik layar. Penonton televisi mungkin hanya melihat seorang presenter tampil di layar kaca, namun begitu banyak orang yang berada di belakang si presenter yang mendukungnya penampilannya. Pengarah acara adalah orang yang bertugas untuk mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis serta mampu melaksanakan program atau acara berdasarkan rundown dalam pelaksanaan produksi siaran.
Seorang pengarah acara, harus memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki pengetahuan luas termasuk pengetahuan teknis, memiliki jiwa seni dan cepat mengambil keputusan. Karena begitu banyak orang yang berada dibawah koordinasi seorang pengarah acara maka diperlukan sejumlah persyaratan untuk dapat menjadi seorang pengarah acara yaitu antara lain: memiliki pengetahuan dasar tentang kamera video, switcher, screen direction, pengetahuan dasar editing serta memiliki pengetahuan artistik gambar.

Pemandu Gambar. Pemandu gambar atau switcherman adalah orang yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program televisi, sehingga program tersebut mempunyai nilai estetika. Pemadu gambar bertugas di ruang kontrol dalam setiap produksi acara, baik program berita maupun non berita. Pemandu gambar bertugas mengoperasikan peralatan swicther yang berfungsi untuk memindahkan satu sumber gambar ke sumber gambar lainnya atas perintah pengarah program (programme director).
Pada produksi program di studio TV, switcherman bertugas mengawasi seluruh kru teknik antara lain meneruskan perintah pengarah program kepada juru kamera sementara ia tetap mengoperasikan peralatan switcher-nya. Pemadu gambar selalu mendampingi pengarah acara atau produser dalam menentukan keputusan tentang pengambilan gambar pada setiap produksi acara dan memberikan pertimbangan teknis jika dibutuhkan.
Tugas dan tanggung jawab pemandu gambar meliputi:
Memadukan gambar atau visual pada saat proses produksi program acara televisi, baik program berita maupun non berita dan disiarkan secara langsung maupun tidak langsung.
Mengoperasikan alat switcher video production dan computer effect (digital video effect) sebagai penunjang efek-efek khusus pada tampilan program dengan sebaik-baiknya.
Bertanggung jawab penuh atas tampilan gambar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh pengarah acara dan produser.
Memahami instalasi jaringan distribusi visual secara teknis dan dapat mengatasinya apabila terjadi gangguan.
Melakukan koordinasi dengan program director dan rekan kerja yang lain selama proses produksi program televisi berlangsung untuk mencapai hasil maksimal.

Penata Cahaya. Orang yang bertugas sebagai piñata cahaya disebut juga dengan Lighting Director yang bertanggung jawab mengatur dan menyesuaikan intensitas cahaya yang ada di studio atau di lokasi sesuai dengan keinginan sutradara atau pengarah program. Penata cahaya bertugas mengawasi kru lampu yang menggantungkan lampu dan mengatur berbagai instrumen sumber cahaya.

Juru Kamera. Seorang juru kamera bertugas mengontrol operasional kamera film dan video. Juru kamera harus mampu melakukan penyesuaian kameranya secara cepat mengikuti gerakan pemain atau perintah dari sutradara, misalnya mengubah posisi kamera dengan cepat, mengatur fokus serta bidang pandang (field of view) dari suatu gambar. Pada produksi di studio TV, perintah pengarah program kepada juru kamera diberikan melalui sistem intercom yang dihubungkan ke headset juru kamera. Juru kamera harus mampu melakukan setiap gerakan dengan mulus, tenang dan efisien serta menghindari masalah dengan kabel-kabel yang menghubungkan kamera dengan switcher atau videotape recorder. Pada saat pengambilan gambar juru kamera bertanggung jawab untuk menjaga bingkai (frame) gambar dan mengikuti gerakan pemain.

Penata Seni. Orang yang berada pada posisi ini disebut juga Art Director atau perancang latar (scenic designer) yang bertanggung jawab mengawasi rancangan atau desain produksi program secara keseluruhan. Ia bertanggungjawab dalam merancang dan membangun set atau panggung. Penata seni bertanggungjawab dalam penentuan warna dan bentuk properti, latar belakang dan lokasi pengambilan gambar. Ia sering kali harus bekerja sama secara erat dengan perancang kostum untuk memastikan kostum pemain dan lokasi/latar belakang sudah sesuai dengan keinginan (harmonis/kontras). Penata seni bertugas mengawasi set atau dekor mulai dari rancangan abstrak di atas kertas hingga pada tahap konstruksi. Ia terkadang terlibat pula dalam produksi grafis untuk keperluan program, iklan, promosi, layanan publik serta bumper (station identification annaouncement); dan juga untuk kebutuhan iklan dan promosi yang akan digunakan media lainnya.

Audio Mixer. Seorang pencampur suara atau audio mixer bertanggung jawab terhadap seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi program di studio TV, teknisi audio duduk di belakang konsol audio mixer yang menjadi bagian dari ruang master control dimana dia mengontrol suara yang berasal dari berbagai sumber suara (misalnya mikropon dan unit playback). Teknisi audio juga bertanggung jawab dalam mengatur penempatan mikropon di studio. Pada produksi program di luar studio, teknisi audio mixer bertugas mengatur dan mengawasi berbagai peralatan rekaman yang berada di lokasi. Ia biasanya bertugas mengoperasikan alat perekam audio yang harus berjalan secara sinkron dengan kamera film. Dalam melakukan pekerjaannya, teknisi audio mixer harus merekam sinyal audio secara konsisten dan seimbang agar menghasilkan rekaman yang mulus.

Teknisi Video. Kualitas video dan gambar film bergantung kepada teknisi video yang bertanggung jawab mengatur gambar dalam hal tingkat warna, kecerahan dan tingkat kontras. Teknisi video bertanggung jawab memastikan seluruh kamera telah dapat berfungsi dengan baik. Ia juga melakukan koneksi warna terhadap hasil pengambilan gambar oleh juru kamera yang dilakukan pada tahap setelah pengambilan gambar (post production). Warna gambar dari setiap shot dapat disesuaikan dengan teknologi komputer (digitalisasi).

Operator Film dan Video. Mereka yang bekerja pada posisi ini biasanya bertanggung jawab kepada manajer produksi. Mereka memiliki tugas antara lain:
§ menerima dan mengirim film dan video serta membuat rekaman program.
§ memeriksa kualitas film dan video yang sesuai dengan standar program dan iklan.
§ menandai (marking) film dan video untuk keperluan jeda iklan.

b) Produksi Program Informasi
Stasiun televisi pada umumnya memiliki studio dan peralatan sendiri yang dapat digunakan untuk memproduksi program. Fasilitas yang biasanya sudah tersedia pada stasiun penyiaran televisi dan dapat digunakan untuk memproduksi program adalah studio, kamera, peralatan editing serta para personilnya. Seluruh fasilitas ini, tidak boleh dibiarkan begitu saja namun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memproduksi berbagai program.
Departemen pemberitaan (news department) stasiun televisi merupakan bagian yang paling sering menggunakan studio dan segala peralatannya itu. Stasiun televisi memiliki personil pemberitaan seperti reporter dan juru kamera yang memproduksi berita setiap harinya. Mereka digaji untuk meliput berbagai peristiwa yang bernilai berita. Pada stasiun televisi skala kecil, bagian pemberitaan terkadang menjadi satu dengan bagian program. Namun pada stasiun televisi skala menengah dan besar, pada umumnya bagian pemberitaan menjadi bagian yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan merupakan unit otonom yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengatur diri sendiri. Dengan kata lain, direktur program televisi tidak memiliki kewenangan atas bagian pemberitaan.
Bagian pemberitaan televisi tidak dapat bekerja sendiri atau hanya mengandalkan reporter atau juru kameranya sendiri dalam mencari berita. Bagian pemberitaan juga memanfaatkan informasi yang berasal dari media massa lainnya misalnya surat kabar atau kantor berita seperti Reuters, Associated Press, AFP, stasiun televisi lain misalnya CNN yang belakangan ini telah menjadi referensi utama untuk berita-berita internasional. Stasiun televisi juga kerap menggunakan gambar dari video amatir untuk keperluan produksi program berita.
Stasiun televisi bersaing untuk merebut perhatian penonton dalam setiap program siarannya termasuk juga program berita. Hampir setiap stasiun televisi di Indonesia memiliki program berita. Stasiun televisi memiliki redaksi berita dan tim liputan sebagai bagian dari struktur organisasi stasiun televisi. Namun bagian pemberitaan sebagai salah satu unit dalam perusahaan televisi, memiliki struktur dan sifat yang tidak sama dengan unit lainnya. Perbedaan terletak pada pola kerja bagian pemberitaan yang tidak sama dengan bagian lainnya.
Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi, banyak tergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka, namun demikian kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun program juga tak kalah pentingnya.
Stasiun televisi membutuhkan sumberdaya manusia yang cukup banyak, begitu pula dalam organisasi redaksi pemberitaan yang semuanya bekerja sebagai suatu tim. Pada kenyataannya memang dibutuhkan banyak orang untuk menayangkan suatu program berita. Fungsi setiap orang itu, seperti mata rantai atau bagian dari mata rantai yang panjang. Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari: reporter, juru kamera, koordinator liputan (korlip), produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan (news director).

Direktur Pemberitaan. Direktur Pemberitaan terbaik adalah seseorang yang independen bahkan ia harus independen dari pemilik stasiun TV itu sendiri (Peter Herford, 2000). Mengapa? Karena untuk melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Reporter harus dapat melaporkan apa yang mereka dapatkan tanpa kuatir terhadap akibat yang ditimbulkan oleh laporan mereka. Contoh ekstrimnya, jika seorang reporter mendapatkan bukti seorang pejabat yang memiliki hubungan dekat dengan pemilik stasiun televisi tempat si reporter bekerja telah melakukan tindak pidana maka direktur pemberitaan ataupun manajemen tidak boleh menahan dan menyembunyikan informasi ini.
Kebebasan aliran informasi adalah hal yang menentukan kredibilitas suatu stasiun TV. Baik tidaknya bagian pemberitaan hanya ditentukan oleh kredibilitasnya di mata pemirsa. Direktur pemberitaan, membutuhkan akses langsung dengan pimpinan stasiun televisi karena suatu berita besar dapat terjadi setiap saat dan butuh keputusan cepat untuk menayangkannya, contoh keputusan untuk membatalkan acara yang sudah dijadwalkan, demi siaran langsung suatu peristiwa yang sangat penting.

Produser Eksekutif. Pada produksi program informasi, produser eksekutif (Executive Producer) bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang atau tampilan suatu program informasi yang akan menjadi ciri khas program itu; misalnya gaya pembukaan dan penutupan program, menentukan siapa presenternya dan detil lainnya. Semua itu dilakukan setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan direktur pemberitaan dan manajer stasiun televisi.
Produser eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Jika produser acara bertanggung jawab atas satu program informasi maka produser eksekutif bertanggung jawab terhadap beberapa program informasi. Ia juga memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan. Ia harus memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (rating) agar tetap baik, jika peringkat acara suatu program turun ia harus dapat memberikan penjelasan mengapa peringkatnya turun dan ia harus dapat memberikan argumentasi bagaimana cara memperbaiki hal itu.

Produser. Pada produksi program informasi, khususnya program berita, produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Stasiun televisi biasanya menyiarkan lebih dari satu program berita dalam sehari semalam. Stasiun televisi berskala nasional biasanya memiliki tiga hingga empat program berita reguler yaitu program berita pagi, siang, sore dan malam. Masing-masing program berita itu dipimpin oleh satu atau beberapa orang produser. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan; apakah Voice Over (VO), paket, reader dll[3]. Berapa VO dan berapa paket yang harus dibuat. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir. Singkatnya, produser bertugas membentuk program beritanya. Jika dirinci lagi maka terdapat beberapa jenis produser yaitu: Produser Acara (Show Producer), Produser Rekanan (Associate Producer) dan Produser Lapangan (Field Producer)

Produser Acara. Dalam tugasnya sehari-hari, produser acara atau show producer (atau sering juga disebut dengan istilah line producer) bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program berita. Ia bertugas memilih berita-berita yang akan disiarkan pada suatu program berita. Produser acara harus memutuskan berita apa yang akan disiarkan dan ia mempersiapkan segala sesuatu, agar berita itu dapat ditayangkan. Produser acara harus mempersiapkan susunan berita (rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan ditampilkan (apakah itu paket, VO, reader, grafik dll) pada program berita. Produser acara harus memperhitungkan waktu tayang (durasi) dari masing-masing format berita itu. Ia juga harus mempersiapkan urutan beritanya; apa saja yang akan tampil pada segmen pertama, kedua dan seterusnya.
Jika produser acara mengalami kesulitan dengan program yang akan dijalankannya atau ia ragu-ragu untuk memutuskan berita-berita yang harus menjadi berita utama (top stories) dalam rundown-nya maka ia dapat berkonsultasi dengan produser eksekutif atau direktur pemberitaan. Tugas produser acara akan diawasi langsung oleh produser eksekutif dan direktur pemberitaan.
Produser acara dalam menjalankan tugasnya mendapat dukungan dari koordinator liputan (korlip) dan reporter. Ketiga pihak ini selalu bertemu dalam rapat rutin dan produser memberitahukan perkiraan rundown[4] bagi program berita yang akan ditayangkan nanti. Dalam rapat juga dibicarakan apa yang harus diliput oleh reporter, angle berita apa yang harus diangkat, durasi dari setiap berita dan format berita yang akan dibuat oleh reporter.
Dalam mempersiapkan rundown, produser acara setiap saat harus tanggap terhadap berbagai perkembangan berita. Dalam hal ini, struktur rundown dapat berubah sewaktu-waktu. Jika terdapat perkembangan yang dinilai menarik, produser acara dapat mengusulkan kepada korlip untuk menugaskan reporter meliput peristiwa itu.

Produser Lapangan. Stasiun televisi dengan siaran nasional biasanya memiliki posisi produser lapangan atau field producer dalam struktur organisasi keredaksiannya. Produser lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan dan sesuai namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (live). Dia akan mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk mempersiapkan wawancara, memberikan masukan kepada reporter mengenai materi wawancara atau siapa narasumber yang dapat diwawancarai. Produser lapangan membantu reporter melakukan riset guna mendapatkan informasi bagi suatu liputan, dia juga harus mempersiapkan rencana perjalanan jika tim liputan harus berangkat ke daerah lain.

Asisten Produser. Pada stasiun televisi yang berskala nasional biasanya seorang produser acara akan dibantu oleh satu atau beberapa orang asisten. Istilah yang sering digunakan bagi asisten ini adalah Associate Producer. Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas berikutnya. Dengan kata lain, asisten produser akan mengambil alih tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin mengerjakannya sendiri. Jika produser acara menginginkan suatu paket, harus diubah menjadi format yang lebih pendek (misalnya VO) atau sebaliknya maka tugas itu akan dilaksanakan oleh asisten produser.
Asisten produser bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwave. Mereka harus memberitahu produser acara jika gambar gagal diterima atau gambar yang diterima jelek. Asisten produser akan mengambil sebagian kecil gambar hasil feeding yang akan digunakan untuk voiceover.
Kedudukan asisten produser berada diantara produser acara dan penulis berita (writer). Biasanya apa yang dikerjakan asisten produser, dapat pula dilakukan oleh penulis berita jika asisten produser belum memiliki cukup kemampuan untuk melaksanakan show program berita. Karena itu kebanyakan stasiun televisi, tidak menggunakan lagi posisi asisten produser (associate producer). Pada stasiun televisi kecil, reporter biasanya harus menyelesaikan sendiri paket-paket berita yang ditugaskan kepada mereka, setelah kembali dari lapangan tanpa bantuan orang lain seperti asisten produser atau penulis berita .

Presenter. Pembawa acara (host), pembaca berita (presenter) atau sering juga disebut dengan anchor, menjadi citra dari suatu stasiun televisi. Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena alasan pembawa acaranya. Suatu hasil survei yang pernah penulis terima, menunjukkan alasan penonton memilih suatu program berita karena presenternya memiliki penampilan menarik. Salah satu alasan utama mengapa orang lebih suka mengikuti program berita yang satu dibanding yang lain ialah karena penyiarnya. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi. Di negara maju, memilih penyiar berita adalah sama pentingnya dengan memilih acara yang akan diproduksi.
Wajah yang rupawan dan suara yang bagus, belumlah cukup untuk menjadi presenter yang baik. Ada dua pandangan mengenai syarat seseorang dapat menjadi presenter berita. Sebagian kalangan menyarankan agar pembaca berita haruslah juga reporter atau jurnalis, namun sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa ketrampilan menjadi pembaca berita atau presenter adalah hal yang berbeda dengan menjadi reporter yang membuat liputan berita. Dengan demikian tidak ada aturan pasti mengenai syarat menjadi presenter.
Menurut Herford, keuntungan merekrut seorang reporter menjadi presenter adalah ketika terjadi suatu peristiwa besar yang harus terus menerus ditayangkan secara langsung. Dalam situasi seperti itu, tidak ada naskah tertulis yang dapat dibaca presenter berita. Stasiun televisi membutuhkan reporter yang dapat membawakan siaran langsung dan memandu liputan berkelanjutan atas peristiwa tersebut.
Apa syarat untuk menjadi seorang presenter yang baik? Seorang reporter dengan reputasi baik yang bekerja pada media cetak, bisa pula menjadi orang yang tepat untuk televisi. Kurang pengalaman di televisi tidak dengan sendirinya menjadi hambatan. Jika seseorang terbiasa berbicara dimuka umum atau memiliki kepribadian dan kepercayaan diri yang kuat, mereka mungkin akan sukses menjadi presenter televisi.
Jika persyaratan di atas, dapat dipenuhi maka mereka dapat dicoba di depan kamera, dan minta komentar sebanyak mungkin dari orang lain. Jika ada seniman teater, undanglah ia untuk menyaksikan hasil rekaman dan minta komentarnya. Seorang pembaca berita yang menyajikan berita, hampir sama dengan aktor yang memerankan tokoh di panggung. Memperbaiki keterampilan yang diperlukan untuk membawakan berita bukanlah proses yang sulit. Memang dibutuhkan waktu, namun orang akan terkejut betapa singkatnya waktu yang dibutuhkan.
[1] Misalnya program televisi ‘Jeopardy’ yang merupakan acara permainan (game) yang bertahan selama lebih dari 30 tahun di televisi Amerika berawal dari gagasan yang muncul tanpa sengaja dari percakapan santai antara produser acara itu Merv Griffin dengan istrinya.

[2] Outline sudah harus dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan dari rencana pembuatan program tersebut dan tanggapan apa yang diharapkan dari khalayak; apakah akan membuat mereka sedih, tertawa, histeris dan lain-lain
[3] VO adalah format berita berupa informasi dan gambar. Paket merupakan format berita yang lebih lengkap terdiri dari informasi, gambar, grafik, natural sound dan sebagainya. Reader hanya berupa informasi yang dibacakan presenter saja.
[4] Rundown adalah susunan atau urutan berita yang disajikan